Definisi Pengangguran :
Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka.
Menurut Dumairy Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.
Masalah yang sering dihadapi adalah masalah setengah menganggur atau pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut :
1. Setengah menganggur
Keadaan setengah menganggur (underemployment) terletak antara full employment dan sama sekali menganggur. Pengertian yang digunakan ILO, Underemployment yaitu perbedaan antara
jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakannya.
Konsep ini dibagi dalam :
a. Setengah menganggur yang kentara
Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment) adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.
b. Setengah menganggur yang tidak kentara
Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment) adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjannya itu dianggap tidak mencukupi karena pendapatannya terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya.
2. Pengangguran tidak kentara
Pengangguran tidak kentara (disguised unemployment), dalam angkatan kerja mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka menganggur jika dilihat dari segi produktivitasnya. Jadi di sini mereka sebenarnya tidak mempunyai produktivitas dalam pekerjaannya. Misalnya mereka terdiri dari 4 orang yang bersama-sama bekerja dalam jenis pekerjaan yang sesungguhnya dapat dikerjakan oleh 3 orang sehingga 1 orang merupakan ‘disguised unemployment’.
3. Pengangguran friksional
Pengangguran friksional yaitu pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai waktu tenggang dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.
Menurut Lincolin Arsyad (1999: 35), untuk memperoleh pengertian sepenuhnya tentang arti penting dari masalah ketenagakerjaan (employment) di perkotaan, kita harus memperhitungkan pula maslah pertambahan pengangguran terbuka yang jumlahnya lebih besar yaitu mereka yang kegiatannya aktif bekerja tetapi secara ekonomis sebenarnya mereka tidak bekerja secara penuh (underutilized). Untuk mengelompokkan masing-masing pengangguran, menurut Edgar O. Edward (tahun 1974 ) buku Ekonomi Pembangunan (Lincolin Arsyad, 1999: 35) perlu diperhatikan dimensi-dimensi:
1. Waktu (banyak di antara mereka yang bekerja lebih lama, misalnya jam kerjanya per hari, per minggu, atau per tahun).
2. Produktivitas (kurangnya produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya sumber daya-sumber daya komplementer Untuk melakukan pekerjaan).
3. Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan)
Bentuk pengangguran :
Menurut Edgar O. Edward (tahun 1974 ) Pengangguran dibagi kedalam 5 Bentuk :
1. Pengangguran terbuka : baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan).
2. Setengah menganggur (underemployment): yaitu mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan.
3. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh: yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah pengangguran, termasuk di sini adalah:
a. Pengangguran tak kentara (disguised unemployment) Misalnya para petani yang bekerja di lading selama sehari penuh, apdahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari penuh.
b. Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) Misalnya oaring yang bekerja tidak Sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya.
c. Pensiun lebih awal
Fenomena ini merupakan kenyataan yang terus berkembang di kalngan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia pensiun dipermuda sebagai alat menciptakan peluang bagi yang muda untuk menduduki jabatan di atasnya.
4. Tenaga kerja yang lemah (impaired): yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
5. Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif tetapi karena sumber daya-sumber daya penolong kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.
Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka.
Menurut Dumairy Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.
Masalah yang sering dihadapi adalah masalah setengah menganggur atau pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut :
1. Setengah menganggur
Keadaan setengah menganggur (underemployment) terletak antara full employment dan sama sekali menganggur. Pengertian yang digunakan ILO, Underemployment yaitu perbedaan antara
jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakannya.
Konsep ini dibagi dalam :
a. Setengah menganggur yang kentara
Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment) adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.
b. Setengah menganggur yang tidak kentara
Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment) adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjannya itu dianggap tidak mencukupi karena pendapatannya terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya.
2. Pengangguran tidak kentara
Pengangguran tidak kentara (disguised unemployment), dalam angkatan kerja mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka menganggur jika dilihat dari segi produktivitasnya. Jadi di sini mereka sebenarnya tidak mempunyai produktivitas dalam pekerjaannya. Misalnya mereka terdiri dari 4 orang yang bersama-sama bekerja dalam jenis pekerjaan yang sesungguhnya dapat dikerjakan oleh 3 orang sehingga 1 orang merupakan ‘disguised unemployment’.
3. Pengangguran friksional
Pengangguran friksional yaitu pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai waktu tenggang dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.
Menurut Lincolin Arsyad (1999: 35), untuk memperoleh pengertian sepenuhnya tentang arti penting dari masalah ketenagakerjaan (employment) di perkotaan, kita harus memperhitungkan pula maslah pertambahan pengangguran terbuka yang jumlahnya lebih besar yaitu mereka yang kegiatannya aktif bekerja tetapi secara ekonomis sebenarnya mereka tidak bekerja secara penuh (underutilized). Untuk mengelompokkan masing-masing pengangguran, menurut Edgar O. Edward (tahun 1974 ) buku Ekonomi Pembangunan (Lincolin Arsyad, 1999: 35) perlu diperhatikan dimensi-dimensi:
1. Waktu (banyak di antara mereka yang bekerja lebih lama, misalnya jam kerjanya per hari, per minggu, atau per tahun).
2. Produktivitas (kurangnya produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya sumber daya-sumber daya komplementer Untuk melakukan pekerjaan).
3. Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan)
Bentuk pengangguran :
Menurut Edgar O. Edward (tahun 1974 ) Pengangguran dibagi kedalam 5 Bentuk :
1. Pengangguran terbuka : baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan).
2. Setengah menganggur (underemployment): yaitu mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan.
3. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh: yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah pengangguran, termasuk di sini adalah:
a. Pengangguran tak kentara (disguised unemployment) Misalnya para petani yang bekerja di lading selama sehari penuh, apdahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari penuh.
b. Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) Misalnya oaring yang bekerja tidak Sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya.
c. Pensiun lebih awal
Fenomena ini merupakan kenyataan yang terus berkembang di kalngan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia pensiun dipermuda sebagai alat menciptakan peluang bagi yang muda untuk menduduki jabatan di atasnya.
4. Tenaga kerja yang lemah (impaired): yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
5. Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif tetapi karena sumber daya-sumber daya penolong kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.
Definisi
dan Ukuran Kemiskinan
Kemiskinan
Agregat
Kemiskinan agregat menunjukkan
proporsi dan jumlah penduduk miskin yang hidup dibawah garis kemiskinan. Angka
kemiskinan agregat atau yang sering disebut angka kemiskinan makro digunakan
untuk mengukur kemajuan pembangunan suatu bangsa.
Perhitungan kemiskinan yang
digunakan adalah pendekatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan. Dalam implementasinya dihitunglah garis kemiskinan berdasarkan
kebutuhan makanan dan bukan makanan. Penduduk yang memiliki rata‐rata pengeluaran/pendapatan per
kapita per bulan di bawah garis kemiskinan disebut penduduk miskin.
Angka jumlah penduduk miskin seperti
yang dijelaskan di atas, disebut juga sebagai Poverty Headcount Index atau P0.
Jumlah penduduk yang memiliki tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan ini
sering juga disebut sebagai Poverty Incidence. Mengapa digunakan konsumsi dalam
menghitung jumlah penduduk miskin? Setidaknya ada 3 (tiga) alasan utama:
Pertama, dalam pelaksanaan survei, terutama bagi masyarakat miskin yang mempunyai
pendapatan tidak tetap, lebih mudah menanyakan jenis barang (termasuk makanan)
dan jasa yang telah dikonsumsi atau dibelanjakannya. Kedua, dengan
diketahuinya jenis makanan yang dikonsumsi maka akan menjadi jauh lebih mudah
untuk mengkonversinya menjadi tingkat kalori yang dikonsumsi. Informasi
mengenai tingkat kalori yang dikonsumsi menjadi penting karena tingkat
kemiskinan dihubungkan dengan seberapa besar kalori yang dikonsumsi. Untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan ditetapkan 2100 kilo kalori per orang perhari
sebagai batas kemiskinan. Ketiga, dalam kenyataannya, terutama bagi penduduk
miskin yang tidak mempunyai tabungan, dalam jangka menengah tingkat pendapatan
akan sama dengan tingkat konsumsi (belanja).
Rumah Tangga Sasaran
Data kemiskinan agregat hanya
menggambarkan persentase dan jumlah penduduk miskin. Walaupun sangat berguna
untuk mengetahui kemajuan pembangunan suatu bangsa, namun tidak dapat digunakan
sebagai penetapan sasaran program penanggulangan kemiskinan. Program
penanggulangan kemiskinan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), dan Program
Bantuan Pendidikan membutuhkan informasi tentang siapa dan dimana
penduduk miskin itu berada (by name dan by address).
Penyaluran program penanggulangan
kemiskinan memerlukan nama dan alamat rumah tangga sasaran. Data rumah tangga
sasaran (RTS) ini sering disebut data kemiskinan mikro. Pengumpulan
datanya harus dilakukan secara sensus. Pengumpulan data rumah tangga sasaran
didasarkan pada ciri‐ciri rumah
tangga miskin yang diperoleh dari survei kemiskinan agregat.
Tabel 1. Ciri-ciri Rumah Tangga
Sasaran (RTS)
No
|
Variabel
|
Kriteria
|
1
|
Luas lantai per anggota rumah
tangga/keluarga
|
< 8m²
|
2
|
Jenis lantai rumah
|
Tanah/papan/kualitas rendah
|
3
|
Jenis dinding rumah
|
Bambu, papan kualitas rendah
|
4
|
Fasilitas tempat buang air besar
(jamban)
|
Tidak punya
|
5
|
Sumber air minum
|
Bukan air bersih
|
6
|
Penerangan yang digunakan
|
Bukan listrik
|
7
|
Bahan bakar yang digunakan
|
Kayu/arang
|
8
|
Frekuensi makan dalam sehari
|
Kurang dari 2 kali sehari
|
9
|
Kemampuan membeli daging/ayam/susu
dalam seminggu
|
Tidak
|
10
|
Kemampuan membeli pakaian baru bagi
setiap ART
|
Tidak
|
11
|
Tidak
|
|
12
|
Lapangan pekerjaan kepala rumah
tangga
|
Petani gurem, nelayan, pekebun
|
13
|
Pendidikan kepala rumah tangga
|
Blm pernah sekolah/Tdk tamat SD
|
14
|
Kepemilikan aset/barang berharga
minimal Rp. 500.000,-
|
Tidak ada
|
Pengumpulan data RTS ini telah
dilakukan BPS sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada bulan Oktober 2005 dan September
2008. Daftar RTS yang dihasilkan bukan hanya data rumah tangga (RT) miskin,
tetapi juga mencakup daftar RT hampir miskin (near poor).
Jumlah anggota RTS yang tergolong
miskin, jumlahnya konsisten dengan jumlah penduduk miskin secara agregat. Jadi,
sebetulnya tidak ada dua angka kemiskinan. Jumlah anggota RTS dalam pelaksanaan
program Bantuan Tunai Langsung (BLT) lebih besar dari jumlah penduduk miskin
secara agregat, dikarenakan jumlah tersebut juga memasukkan RTS hampir miskin.
BPS akan melakukan pengumpulan data
RTS kembali pada tahun 2011. Pengumpulan data tersebut menggunakan metodologi
yang telah disempurnakan. Dengan dikumpulkannya data RTS pada tahun 2011,
diharapkan seluruh program penanggulangan kemiskinan bersasaran (targeted
program) menggunakan data RTS tersebut (Unified Database).
Sangat Miskin
|
Miskin
|
Hampir Miskin
|
Total
|
|
Nanggroe Aceh
Darussalam
|
83,254
|
219,528
|
226,970
|
529,752
|
Sumatera
Utara
|
146,674
|
301,223
|
390,466
|
838,363
|
Sumatera
Barat
|
46,001
|
97,469
|
113,968
|
257,438
|
R i a u
|
37,356
|
95,703
|
120,691
|
253,750
|
J a m b i
|
23,395
|
48,804
|
60,938
|
133,137
|
Sumatera
Selatan
|
107,132
|
244,589
|
245,221
|
596,942
|
Bengkulu
|
24,268
|
55,968
|
40,366
|
120,602
|
Lampung
|
116,838
|
333,194
|
289,962
|
739,994
|
Bangka
Belitung
|
4,887
|
8,093
|
15,428
|
28,408
|
Kepulauan
Riau
|
14,145
|
20,809
|
39,647
|
74,601
|
SUMATERA
|
603,950
|
1,425,380
|
1,543,657
|
3,572,987
|
28,909
|
51,063
|
100,688
|
180,660
|
|
Jawa Barat
|
484,683
|
1,008,786
|
1,347,065
|
2,840,534
|
Jawa Tengah
|
467,726
|
1,147,239
|
1,273,396
|
2,888,361
|
DI Yogyakarta
|
34,937
|
89,868
|
76,823
|
201,628
|
Jawa Timur
|
493,004
|
1,256,122
|
1,330,696
|
3,079,822
|
Banten
|
100,701
|
208,337
|
320,280
|
629,318
|
JAWA
|
1,609,960
|
3,761,415
|
4,448,948
|
9,820,323
|
B a l i
|
12,176
|
45,222
|
77,406
|
134,804
|
Nusa Tenggara
Barat
|
96,444
|
255,728
|
207,108
|
559,280
|
Nusa Tenggara
Timur
|
113,321
|
223,159
|
217,290
|
553,770
|
BALI DAN NUSA
TENGGARA
|
221,941
|
524,109
|
501,804
|
1,247,854
|
Kalimantan
Barat
|
58,709
|
104,551
|
183,415
|
346,675
|
Kalimantan
Tengah
|
24,978
|
39,073
|
74,290
|
138,341
|
Kalimantan
Selatan
|
30,481
|
56,134
|
82,804
|
169,419
|
Kalimantan
Timur
|
28,156
|
73,511
|
87,330
|
188,997
|
KALIMANTAN
|
142,324
|
273,269
|
427,839
|
843,432
|
Sulawesi
Utara
|
19,877
|
49,379
|
46,539
|
115,795
|
Sulawesi
Tengah
|
28,192
|
64,502
|
66,432
|
159,126
|
Sulawesi
Selatan
|
88,781
|
213,380
|
211,959
|
514,120
|
Sulawesi
Tenggara
|
45,473
|
104,625
|
103,059
|
253,157
|
Gorontalo
|
16,524
|
31,419
|
22,574
|
70,517
|
Sulawesi Bais kemrat
|
27,064
|
30,373
|
33,136
|
90,573
|
SULAWESI
|
225,911
|
493,678
|
483,699
|
1,203,288
|
Maluku
|
33,450
|
72,618
|
38,268
|
144,336
|
Maluku Utara
|
11,592
|
21,921
|
22,747
|
56,260
|
Irian Jaya
Barat
|
29,255
|
48,433
|
34,405
|
112,093
|
Papua
|
112,387
|
208,351
|
166,696
|
487,434
|
MALUKU DAN
PAPUA
|
186,684
|
351,323
|
262,116
|
800,123
|
Indonesia
|
2,990,770
|
6,829,174
|
7,668,063
|
17,488,007
|
Ukuran
Kemiskinan lain
Ukuran kemiskinan lain yang sering
digunakan adalah Poverty Gap Index atau P1. Indeks ini menggambarkan
selisih (dalam persen terhadap garis kemiskinan) rata-rata antara pengeluaran
penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Jumlah seluruh populasi digunakan
untuk menghitung rata-rata dengan menganggap selisih sama dengan 0 (nol) bagi
penduduk yang berada di atas garis kemiskinan. Indeks ini menggambarkan kedalaman
kemiskinan (the depth of poverty). Perkembangan angka indeks P1 dari
waktu ke waktu yang semakin kecil menunjukkan terjadinya perbaikan.
Ukuran kemiskinan lain adalah Poverty
Severity Index atau P2. Indeks Keparahan Kemiskinan ini adalah jumlah dari
kuadrat selisih (dalam persen terhadap garis kemiskinan) rata-rata antara
pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Jumlah seluruh populasi
digunakan untuk menghitung rata-rata dengan menganggap selisih sama dengan 0
(nol) bagi penduduk yang berada di atas garis kemiskinan. Dengan melakukan
pengkuadratan, indeks ini memberi bobot yang lebih besar bagi penduduk miskin
yang memiliki pengeluaran jauh di bawah garis kemiskinan. Serupa dengan P1,
Perkembangan angka indeks P2 dari waktu ke waktu yang semakin kecil menunjukkan
terjadinya perbaikan.
Baik menggunakan P1 maupun
menggunakan P2, menunjukan adanya perbaikan dari waktu ke waktu, seperti
terlihat pada gambar 2.
Gambar 2.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Ukuran kemiskinan lain yang sering
digunakan adalah menggunakan batas kemiskinan 1 (satu) US$ dan 2 (dua) US$ per
kapita per hari. Batas kemiskinan menggunakan US$ ini sering disalah artikan
dengan menggunakan nilai tukar biasa (exchange rate) untuk mendapatkan garis
kemiskinan. Sehingga kalau nilai tukar adalah Rp. 8.500 per satu dolar, maka
garis kemiskinan 1 (satu) US$ per kapita per hari, menjadi Rp. 255.000 per
kapita per bulan. Bila perhitungan ini benar maka menjadi lebih tinggi dari
garis kemiskinan nasional yang sebesar Rp. 233.740 per kapita per bulan,
kenyataannya tidak begitu. Nilai tukar yang digunakan dalam perhitungan garis
kemiskinan 1 (satu) US$ dan 2 (dua) US$ adalah nilai tukar dolar PPP (Purchasing Power Parity). Nilai tukar PPP menunjukkan daya
beli mata uang di suatu negara, dalam hal ini US$, untuk membeli barang dan
jasa yang “sama” di negara lain. Ilustrasi sederhana adalah sebagai berikuti,
bila seseorang di Indonesia membeli beras seharga Rp. 5000 per liter,
sementara di Amerika satu liter beras dengan kualitas yang sama harganya
adalah 1 (satu) US$, dengan nilai tukar biasa artinya Rp. 8.500, dengan
pengertian nilai tukar PPP, maka orang di Indonesia yang membeli beras tadi
dianggap telah membelanjakan 1 (satu) US$, walaupun pada kenyataannya dia
hanya mengeluarkan Rp. 5000. Dalam realitanya tidak sesederhana ilustrasi di
atas, barang dan jasa yang tersedia tidak hanya beras melainkan ratusan
barang dan jasa lainnya.
Dengan menggunakan US$ PPP tadi,
maka garis kemiskinan nasional pada saat ini adalah sekitar 1,25 US$ PPP per
kapita per hari. Dengan demikian garis kemiskinan nasional yang digunakan
selama ini lebih tinggi dari batas 1 (satu) US$ PPP. Tidak heran, bila kita
menggunakan ukuran garis kemiskinan 1 (satu) US$ per kapita per hari,
justru jumlah orang miskin di Indonesia hanya sekitar 10,01 % pada tahun
2009 lebih sedikit dengan jumlah orang miskin yang dikeluarkan oleh BPS yaitu
14,15 % pada tahun 2009. Untuk kepentingan tujuan Milleninium Development Goals
(MDGs), digunakan ukuran kemiskinan 1 US$ per kapita per hari.
Sasaran MDGs untuk tingkat kemiskinan Indonesia adalah 10,3% pada tahun 2015.
Dengan ukuran ini Indonesia telah mencapai sasaran MDGs pada tahun 2009, jauh
sebelum tahun 2015.
Dengan menggunakan ukuran kemiskinan
2 (dua) US$ PPP per kapita per hari, jumlah orang miskin di Indonesia menjadi
sekitar 50 %. Ukuran kemiskinan 2 (dua) US$ PPP per kapita per hari biasanya
digunakan untuk negara yang kondisi ekonominya jauh lebih baik. Untuk negara
bekembang ukuran 2 US$ per kapita per hari dianggap terlalu tinggi. Namun
demikian, jika perkembangan tingkat kemiskinan menggunakan ukuran yang
konsisten, maka baik dengan menggunakan 1 US$ per kapita per hari, maupun
dengan 2 US$ per kapita per hari, maupun dengan menggunakan ukuran garis
kemiskinan nasional, tingkat kemiskinan di Indonesia menunjukkan kecenderungan
yang terus menurun setiap tahunnya.
Walaupun tingkat kemiskinan
cenderung menurun dari tahun ke tahun, namun jumlah absolutnya masih sangat
besar. Pada tahun 2011, tingkat kemiskinan nasional adalah 12,49 % atau 30 juta
orang. Jumlah ini lebih banyak dari pada jumlah penduduk Malaysia (28,2 juta
orang). Hal ini merupakan tantangan dan pekerjaan rumah yang sangat besar bagi
semua pihak.
Baik menggunakan ukuran 1 US$ per
kapita per hari maupun menggunakan 2 US$ per kapita per hari, menunjukan adanya
perbaikan dari waktu ke waktu, seperti terlihat pada gambar 3.
Gambar 3.
Proporsi Penduduk dengan Tingkat Pendapatan Di Bawah 1 US$
PPP/Kapita/Hari, 2 US$ PPP/Kapita/Hari, Garis Kemiskinan Nasional
Akhir
2011, Pendapatan Per Kapita US$ 3.600
23 Votes
Akhir 2011, Pendapatan Per Kapita
US$ 3.600
Oleh Kunradus Aliandu
dan Wahyu Sudoyo
Oleh Kunradus Aliandu
dan Wahyu Sudoyo
Investor daily
JAKARTA – Badan Pusat Statistik
(BPS) memperkirakan pendapatan per kapita Indonesia akhir tahun ini mencapai
US$ 3.500-3.600, lebih tinggi dari tahun lalu US$ 3.005. Perkiraan itu
didasarkan pada kinerjapertumbuhan ekonomi yang konsisten saat ini. Pada
triwulan II-2011,pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 2,9% dibandingkan
triwulan sebelumnya, sedangkan dibandingkan triwulan sama 2010 tumbuh 6,5%.
Menurut Kepala BPS Rusman Heriawan, secara kumulatif, produk domestik bruto (PDB)
nominal semester I-2011 mencapai Rp 3.549 triliun,lebih tinggi dari semester
I-2010 senilai Rp 3.084 triliun atau dibanding semester II-2010 sebesar Rp
3.339 triliun.“Kalau perkembangan pada semester II tahun ini kira-kira sama
dengan semester II tahun lalu, total PDB tahun ini bisa mencapai Rp 7.400
triliun,” kata Rusman di Jakarta, Jumat (5/8).Dia menjelaskan, dengan perkiraan
PDB nominal 2011 sebesar Rp 7.400 triliun atau setara pertumbuhan ekonomi 6,7%
dan memperhitungkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 241 juta jiwa dengan
rata-rata kurs Rp 8.600 per dolar AS,
pendapatan per kapita Indonesia hingga akhir tahun ini mencapai US$ 3.500-US$ 3.600. “Angka itulebih tinggi dari tahun lalu US$ 3.004,9,” ujar Rusman. Pemerintah Optimistis Secara terpisah, Menko Perekonomian Hatta Rajasa optimistis pertumbuhanekonomi tahun ini minimal mencapai 6,5%. “Dengan pertumbuhan yang stabil sejak awal tahun dan pencapaian pertumbuhan kuartal II sebesar 6,5%, saya yakin perekonomian nasional tahun ini setidaknya mencapai 6,5%, atau di atas target APBN sebesar 6,4%,” tutur Hatta.
pendapatan per kapita Indonesia hingga akhir tahun ini mencapai US$ 3.500-US$ 3.600. “Angka itulebih tinggi dari tahun lalu US$ 3.004,9,” ujar Rusman. Pemerintah Optimistis Secara terpisah, Menko Perekonomian Hatta Rajasa optimistis pertumbuhanekonomi tahun ini minimal mencapai 6,5%. “Dengan pertumbuhan yang stabil sejak awal tahun dan pencapaian pertumbuhan kuartal II sebesar 6,5%, saya yakin perekonomian nasional tahun ini setidaknya mencapai 6,5%, atau di atas target APBN sebesar 6,4%,” tutur Hatta.
Dia mengungkapkan, saat ini terjadi
sedikit guncangan di pasar modal global. Di sisi lain, sejumlah negara
mengalami penurunan pertumbuhan selama kuartal II. Contohnya Tiongkok dan
Singapura yang ekonominya tumbuh pesat pada kuartal I, tapi pada kuartal II
turun tajam. “Tapi Indonesia tetap mengalami pertumbuhan stabil. Konsumsi
masyarakat tetap terjaga,inflasi juga cukup baik,” ujarnya.Hatta juga
optimistis nilai ekspor bisa menembus US$ 200 miliar tahun ini. Reali sasi
nilai ekspor yang melebihi impor menunjukkan surplus pada neraca perdagangan
yang tetap Akhir 2011, Pendapatan Per Kapita US$ 3.600 “Ekspor kita jauh
lebih tinggi pertumbuhannya dibanding impor,” tutur dia. Untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional, menurut Hatta Rajasa, pemerintah harus mampu
mengatasi tiga titik hambatan. Pertama, memperbaiki perencanaan proyek yang
terkait belanja modal dan infrastruktur.
Kedua, memperbaiki proses pelelangan. Ketiga, memperbaiki proses penyelesaian atau pembayaran. “Ini sebetulnya sudah diatur Perpres No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah. Tapi, menurut saya, Perpres ini harus terus dievaluasi. Kalau menghambat, tentu harus diubah. Pengadaan barang dan jasa pemerintah harus simpel, cepat, transparan, dan akuntabel, bukan njelimet, berbelit-belit, malah memperlambat. Itu repot,” tandas Hatta. Minim Tenaga Kerja Menanggapi hal itu, ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Latief Adam mengungkapkan, laju pertumbuhan ekonomi masih didominasi sektor non-tradeable yang terbilang minim menyerap tenaga kerja. “Kontribusi sektor pengolahan dan pertanian masih 39%. Padahal, idealnya, kedua sektor tersebut harus dominan untuk dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” ujarnya. Menurut Latief, seharusnya pertumbuhan ekonomi disokong sektor-sektor yang tradeable, seperti pertanian, industri, dan pertambangan. Pasalnya, ketiga sektor tersebut paling besar menyerap tenaga kerja. Dia menambahkan, dengan pencapaianpertumbuhan ekonomi semester I-2011 sebesar 6,5% dibanding semester I tahun silam, Indonesia sepanjang tahun ini mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 6,7%. Namun, untuk dapat mencapainya, pemerintah harus mampu mengendalikan inflasi.“Pertumbuhan ekonomi sebagian besar didorong konsumsi masyarakat. Jika inflasi tinggi, daya beli masyarakat menurun dan konsumsi masyarakat akan berkurang. Ini tentu berdampak pada pertumbuhan ekonomi,” papardia.
Kedua, memperbaiki proses pelelangan. Ketiga, memperbaiki proses penyelesaian atau pembayaran. “Ini sebetulnya sudah diatur Perpres No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah. Tapi, menurut saya, Perpres ini harus terus dievaluasi. Kalau menghambat, tentu harus diubah. Pengadaan barang dan jasa pemerintah harus simpel, cepat, transparan, dan akuntabel, bukan njelimet, berbelit-belit, malah memperlambat. Itu repot,” tandas Hatta. Minim Tenaga Kerja Menanggapi hal itu, ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Latief Adam mengungkapkan, laju pertumbuhan ekonomi masih didominasi sektor non-tradeable yang terbilang minim menyerap tenaga kerja. “Kontribusi sektor pengolahan dan pertanian masih 39%. Padahal, idealnya, kedua sektor tersebut harus dominan untuk dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” ujarnya. Menurut Latief, seharusnya pertumbuhan ekonomi disokong sektor-sektor yang tradeable, seperti pertanian, industri, dan pertambangan. Pasalnya, ketiga sektor tersebut paling besar menyerap tenaga kerja. Dia menambahkan, dengan pencapaianpertumbuhan ekonomi semester I-2011 sebesar 6,5% dibanding semester I tahun silam, Indonesia sepanjang tahun ini mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 6,7%. Namun, untuk dapat mencapainya, pemerintah harus mampu mengendalikan inflasi.“Pertumbuhan ekonomi sebagian besar didorong konsumsi masyarakat. Jika inflasi tinggi, daya beli masyarakat menurun dan konsumsi masyarakat akan berkurang. Ini tentu berdampak pada pertumbuhan ekonomi,” papardia.
Selain disokong tingkat
konsumsi yang tinggi, menurut Latief, tren investasi diperkirakanakan
semakin meningkat pada kuartal III. .Demikian pula belanja pemerintah. “Yang
akan menjadi hambatan justru ekspor, karena beberapa negara tujuan ekspor seperti
Amerika Serikat dan Jepang menunjukkan penurunan performa,”ucap dia. Dia
mengatakan, meskipun pada akhir tahun diprediksi terjadi perlambatan ekonomi
global, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bakal meningkat. “Eksposur kita
dengan AS dan Eropa tidak setinggi Singapura atau negara Asean yang lain. Yang
terpengaruh paling-paling ekspor,”ujarnya. Latief menambahkan, terpuruknya
ekonomi AS dan Eropa justru akan mendatangkan keuntungan tersendiri bagi
Indonesia. Soalnya, para investor akan memilih negara tujuan lain untuk berinvestasi,
salah satunya Indonesia. “Capital inflow akan semakin deras. Tinggal bagaimana
caranya mentransmisikan capital inflow ke sektor riil,” katanya. Konsumsi Rumah
Tangga Kepala BPS Rusman Heriawan mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada triwulan II-2011 mencapai 2,9% dibandingkan triwulan sebelumnya (quarter
to quarter/q-to-q).Sedangkan dibandingkan triwulan yang sama 2010 (year on year/yoy)
tumbuh 6,5%. Konsumsi rumahtangga memberikan kontribusi paling besar. Sebaliknya,
belanja pemerintah berkontribusi paling rendah. Secara spasial, menurut dia,
struktur perekonomian Indonesia pada triwulan II-2011 masih didominasi kelompok
provinsi di Pulau Jawa dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,7%, diikuti
Sumatera 23,5%, Kalimantan 9,5%, Sulawesi 4,7%, dan sisanya 4,6%
dikontribusi pulau-pulau lainnya. Rusman mengatakan, besaran PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2011 mencapai Rp 1.811,1 triliun. Adapun PDB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama sebesar Rp 611,1 triliun. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah perdagangan, hotel, dan restoran 4,8%, konstruksi 4,2%, serta sektor
listrik, gas, dan air bersih 4%.Secara tahunan (yoy), kata dia, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 10,7%, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 9,6%, dan sektor konstruksi 7,4%. Struktur PDB triwulan
II-2011 masih didominasi sektor industri pengolahan, sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel, dan
restoran dengan kontribusi masingmasing 24,3%, 15,4%, dan 13,9%. Rusman menjelaskan, pertumbuhan
PDB triwulan II-2011 dibandingkan triwulan I-2011 (q-to-q) yang mencapai 2,9% ditopang kenaikan pengeluaran
konsumsi rumah tangga sebesar 1,3%. Sedangkan pengeluaran konsumsi pemerintah naik 26%, pembentukan
modal tetap bruto (PMTB) naik 3,9%, ekspor barang dan jasa tumbuh
7,4%, serta impor barang dan jasa meningkat 6%.
Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2011 yang mencapai 6,5% dibandingkan triwulan II-
2010 (yoy) didukung pengeluaran konsumsi rumahtangga yang meningkat 4,6%. Pendukung lainnya adalah pengeluaran
konsumsi pemerintah 4,5%, PMTB 9,2%, ekspor barang dan jasa 17,4%, serta impor barang dan jasa 16%.
Adapun pertumbuhan ekonomi semester I-2011 terhadap semester I- 2010 yang mencapai 6,5% didukung peningkatan
konsumsi rumahtangga 4,5%, konsumsi pemerintah 3,7%, PMTB 8,3%, serta ekspor dan impor
masing-masing 14,9% dan 15,8%. Rusman mengemukakan, struktur PDB penggunaan triwulan II-2011 didominasi
komponen pengeluaran rumahtangga sebesar 54,3%. Komponen PMTB dan pengeluaran konsumsi
pemerintah memberikan kontribusi masing-masing 31,6% dan 8,3%. Sedangkanekspor neto berkontribusi 1,9%
dikontribusi pulau-pulau lainnya. Rusman mengatakan, besaran PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2011 mencapai Rp 1.811,1 triliun. Adapun PDB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama sebesar Rp 611,1 triliun. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah perdagangan, hotel, dan restoran 4,8%, konstruksi 4,2%, serta sektor
listrik, gas, dan air bersih 4%.Secara tahunan (yoy), kata dia, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 10,7%, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 9,6%, dan sektor konstruksi 7,4%. Struktur PDB triwulan
II-2011 masih didominasi sektor industri pengolahan, sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel, dan
restoran dengan kontribusi masingmasing 24,3%, 15,4%, dan 13,9%. Rusman menjelaskan, pertumbuhan
PDB triwulan II-2011 dibandingkan triwulan I-2011 (q-to-q) yang mencapai 2,9% ditopang kenaikan pengeluaran
konsumsi rumah tangga sebesar 1,3%. Sedangkan pengeluaran konsumsi pemerintah naik 26%, pembentukan
modal tetap bruto (PMTB) naik 3,9%, ekspor barang dan jasa tumbuh
7,4%, serta impor barang dan jasa meningkat 6%.
Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2011 yang mencapai 6,5% dibandingkan triwulan II-
2010 (yoy) didukung pengeluaran konsumsi rumahtangga yang meningkat 4,6%. Pendukung lainnya adalah pengeluaran
konsumsi pemerintah 4,5%, PMTB 9,2%, ekspor barang dan jasa 17,4%, serta impor barang dan jasa 16%.
Adapun pertumbuhan ekonomi semester I-2011 terhadap semester I- 2010 yang mencapai 6,5% didukung peningkatan
konsumsi rumahtangga 4,5%, konsumsi pemerintah 3,7%, PMTB 8,3%, serta ekspor dan impor
masing-masing 14,9% dan 15,8%. Rusman mengemukakan, struktur PDB penggunaan triwulan II-2011 didominasi
komponen pengeluaran rumahtangga sebesar 54,3%. Komponen PMTB dan pengeluaran konsumsi
pemerintah memberikan kontribusi masing-masing 31,6% dan 8,3%. Sedangkanekspor neto berkontribusi 1,9%
Posted on 23 Desember 2010 by guss!
(Tulisan ini terakhir diupdate : 4
Agustus 2011)
World Bank mengeluarkan data GNI
per kapita (pendapatan per kapita) negara-negara di dunia. Dari data dapat
dilihat perkembangan PCI dari tahun-ke tahun. Berikut disajikan data pendapatan
per kapita negara di dunia yang diambil dari laman World Bank. Data ini
menyajikan perkembangan pendapatan per kapita (PCI) negara-negara di
dunia dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Data diambil dari laman World
Bank pada 4 Agustus 2011
20 besar
negara dengan GNI per kapita tertinggi ( tahun 2010) adalah :
Nama
Negara
|
||||||
68,360
|
76,190
|
84,850
|
84,590
|
85,380
|
||
67,760
|
78,470
|
82,210
|
76,880
|
79,510
|
||
58,300
|
57,020
|
56,780
|
65,380
|
70,350
|
||
52,250
|
54,700
|
58,620
|
58,300
|
58,980
|
||
45,680
|
48,900
|
52,420
|
48,570
|
49,930
|
||
43,390
|
46,310
|
49,000
|
48,380
|
49,720
|
||
41,100
|
44,160
|
48,110
|
46,680
|
47,170
|
||
46,240
|
46,840
|
47,660
|
46,330
|
47,140
|
||
39,260
|
42,180
|
46,250
|
46,420
|
46,710
|
||
38,780
|
41,350
|
45,090
|
45,290
|
45,420
|
||
37,400
|
39,450
|
42,680
|
42,430
|
43,330
|
||
36,740
|
38,960
|
42,080
|
42,610
|
42,390
|
||
38,590
|
37,760
|
38,000
|
37,520
|
42,150
|
||
45,570
|
48,590
|
49,940
|
44,540
|
40,990
|
||
31,800
|
34,980
|
36,050
|
36,880
|
40,920
|
||
41,060
|
44,050
|
45,600
|
41,060
|
38,540
|
||
32,190
|
33,600
|
35,360
|
35,120
|
35,090
|
||
52,400
|
58,430
|
46,950
|
39,650
|
33,870
|
||
29,520
|
31,220
|
32,950
|
31,410
|
32,900
|
||
27,470
|
29,390
|
31,810
|
32,030
|
31,650
|
10 besar
negara dengan GNI per kapita terendah (tahun 2010) adalah :
Nama
Negara
|
||||||
110
|
120
|
140
|
150
|
160
|
||
130
|
140
|
150
|
160
|
180
|
||
120
|
150
|
170
|
190
|
190
|
||
230
|
250
|
280
|
310
|
330
|
||
260
|
260
|
250
|
300
|
340
|
||
250
|
280
|
320
|
340
|
340
|
||
270
|
290
|
330
|
340
|
360
|
||
310
|
320
|
340
|
370
|
380
|
||
190
|
220
|
280
|
340
|
380
|
||
310
|
340
|
380
|
440
|
440
|
Berikut ini daftar selengkapnya GNI
per kapita tahun 2006 sampai dengan 2010 dalam US$ menurut Bank Dunia, yang
diurutkan berdasar abjad nama negara :
Nama
Negara
|
||||||
300
|
340
|
330
|
||||
2,990
|
3,350
|
3,860
|
4,010
|
4,000
|
||
3,120
|
3,630
|
4,260
|
4,420
|
4,460
|
||
35,620
|
36,980
|
41,130
|
||||
1,910
|
2,650
|
3,430
|
3,890
|
3,960
|
||
11,390
|
12,610
|
13,030
|
11,760
|
10,610
|
||
5,160
|
6,030
|
7,160
|
7,540
|
8,450
|
||
1,920
|
2,580
|
3,340
|
3,040
|
3,090
|
||
34,300
|
37,140
|
41,890
|
43,740
|
|||
39,260
|
42,180
|
46,250
|
46,420
|
46,710
|
||
1,890
|
2,710
|
3,830
|
4,840
|
5,180
|
||
19,970
|
20,670
|
21,400
|
20,410
|
|||
19,660
|
22,750
|
25,420
|
||||
450
|
470
|
520
|
580
|
640
|
||
11,480
|
11,800
|
12,380
|
13,500
|
|||
3,490
|
4,350
|
5,550
|
5,680
|
6,030
|
||
38,780
|
41,350
|
45,090
|
45,290
|
45,420
|
||
3,650
|
3,560
|
3,740
|
3,800
|
3,740
|
||
570
|
610
|
700
|
750
|
750
|
||
1,360
|
1,660
|
1,780
|
1,880
|
1,920
|
||
1,110
|
1,230
|
1,480
|
1,630
|
1,790
|
||
3,330
|
3,790
|
4,530
|
4,750
|
4,790
|
||
5,710
|
6,060
|
6,570
|
6,400
|
6,890
|
||
4,800
|
6,110
|
7,480
|
8,090
|
9,390
|
||
27,050
|
30,130
|
33,030
|
31,180
|
|||
4,080
|
4,530
|
5,700
|
6,080
|
6,240
|
||
420
|
430
|
480
|
510
|
550
|
||
110
|
120
|
140
|
150
|
160
|
||
520
|
590
|
660
|
690
|
760
|
||
970
|
1,040
|
1,140
|
1,190
|
1,160
|
||
36,830
|
40,270
|
43,430
|
41,950
|
|||
2,310
|
2,550
|
2,840
|
3,070
|
3,160
|
||
350
|
380
|
410
|
440
|
460
|
||
450
|
490
|
540
|
600
|
600
|
||
6,870
|
8,140
|
9,490
|
9,300
|
9,940
|
||
2,050
|
2,490
|
3,050
|
3,650
|
4,260
|
||
3,440
|
4,060
|
4,640
|
5,050
|
5,510
|
||
670
|
690
|
750
|
810
|
820
|
||
130
|
140
|
150
|
160
|
180
|
||
1,270
|
1,470
|
1,980
|
2,080
|
2,310
|
||
5,040
|
5,530
|
6,060
|
6,260
|
6,580
|
||
840
|
880
|
980
|
1,060
|
1,070
|
||
10,850
|
12,180
|
13,720
|
13,800
|
13,760
|
||
4,550
|
5,020
|
5,550
|
||||
22,880
|
24,130
|
27,460
|
30,460
|
|||
12,890
|
14,380
|
17,140
|
17,400
|
17,870
|
||
52,250
|
54,700
|
58,620
|
58,300
|
58,980
|
||
1,050
|
1,110
|
1,210
|
1,280
|
|||
4,340
|
4,500
|
4,790
|
4,910
|
4,960
|
||
3,370
|
4,030
|
4,330
|
4,530
|
4,860
|
||
2,960
|
3,170
|
3,720
|
4,210
|
4,510
|
||
1,290
|
1,500
|
1,800
|
2,110
|
2,340
|
||
2,970
|
3,200
|
3,460
|
3,370
|
3,360
|
||
6,870
|
9,710
|
14,480
|
16,440
|
14,680
|
||
260
|
260
|
250
|
300
|
340
|
||
11,430
|
13,160
|
14,410
|
14,080
|
14,360
|
||
190
|
220
|
280
|
340
|
380
|
||
3,600
|
3,800
|
4,070
|
3,830
|
3,610
|
||
41,100
|
44,160
|
48,110
|
46,680
|
47,170
|
||
36,740
|
38,960
|
42,080
|
42,610
|
42,390
|
||
5,490
|
6,480
|
7,520
|
7,640
|
7,760
|
||
280
|
320
|
400
|
440
|
440
|
||
1,680
|
2,090
|
2,460
|
2,540
|
2,690
|
||
37,400
|
39,450
|
42,680
|
42,430
|
43,330
|
||
590
|
800
|
1,150
|
1,190
|
1,240
|
||
23,480
|
25,370
|
27,810
|
28,760
|
27,240
|
||
30,830
|
34,060
|
30,010
|
26,150
|
|||
5,220
|
5,480
|
5,870
|
5,580
|
5,560
|
||
2,220
|
2,430
|
2,640
|
2,660
|
2,740
|
||
310
|
320
|
340
|
370
|
380
|
||
390
|
410
|
460
|
510
|
540
|
||
1,390
|
1,920
|
2,690
|
3,010
|
3,270
|
||
410
|
550
|
610
|
660
|
650
|
||
1,480
|
1,630
|
1,780
|
1,800
|
1,880
|
||
29,520
|
31,220
|
32,950
|
31,410
|
32,900
|
||
10,830
|
11,500
|
13,010
|
13,080
|
12,990
|
||
52,400
|
58,430
|
46,950
|
39,650
|
33,870
|
||
850
|
1,000
|
1,080
|
1,220
|
1,340
|
||
1,420
|
1,660
|
2,010
|
2,230
|
2,580
|
||
2,960
|
3,540
|
4,120
|
4,530
|
|||
1,120
|
1,420
|
2,060
|
2,200
|
2,320
|
||
45,570
|
48,590
|
49,940
|
44,540
|
40,990
|
||
43,710
|
49,300
|
|||||
21,130
|
22,610
|
24,700
|
25,780
|
27,340
|
||
32,190
|
33,600
|
35,360
|
35,120
|
35,090
|
||
4,210
|
4,400
|
4,880
|
4,720
|
4,750
|
||
38,590
|
37,760
|
38,000
|
37,520
|
42,150
|
||
2,750
|
3,100
|
3,660
|
3,970
|
4,350
|
||
3,860
|
4,970
|
6,140
|
6,840
|
7,440
|
||
570
|
660
|
730
|
760
|
780
|
||
1,820
|
1,830
|
1,960
|
1,830
|
2,010
|
||
18,950
|
21,200
|
21,580
|
19,830
|
19,890
|
||
2,460
|
2,670
|
3,000
|
3,180
|
3,300
|
||
37,300
|
43,920
|
|||||
500
|
620
|
770
|
870
|
880
|
||
510
|
590
|
730
|
890
|
1,000
|
||
8,120
|
10,100
|
12,020
|
12,390
|
11,620
|
||
5,670
|
6,200
|
6,990
|
7,710
|
9,020
|
||
950
|
980
|
1,080
|
1,110
|
1,080
|
||
120
|
150
|
170
|
190
|
190
|
||
8,200
|
10,220
|
12,380
|
12,020
|
|||
104,080
|
111,690
|
118,970
|
136,540
|
|||
8,410
|
9,980
|
11,910
|
11,620
|
11,400
|
||
67,760
|
78,470
|
82,210
|
76,880
|
79,510
|
||
25,060
|
35,360
|
38,590
|
39,520
|
|||
3,100
|
3,380
|
4,180
|
4,540
|
4,520
|
||
300
|
340
|
410
|
430
|
440
|
||
230
|
250
|
280
|
310
|
330
|
||
5,720
|
6,420
|
7,270
|
7,340
|
7,900
|
||
3,010
|
3,270
|
3,700
|
3,860
|
4,270
|
||
410
|
470
|
520
|
570
|
600
|
||
15,320
|
16,660
|
18,460
|
18,350
|
|||
3,250
|
3,240
|
3,130
|
3,050
|
2,990
|
||
670
|
810
|
980
|
1,000
|
1,060
|
||
5,530
|
6,050
|
6,890
|
7,320
|
7,740
|
||
8,740
|
9,430
|
10,050
|
9,050
|
9,330
|
||
2,500
|
2,490
|
2,480
|
2,610
|
2,700
|
||
1,030
|
1,160
|
1,500
|
1,570
|
1,810
|
||
145,290
|
173,310
|
200,610
|
197,460
|
|||
1,110
|
1,390
|
1,790
|
1,790
|
1,890
|
||
4,260
|
5,150
|
6,440
|
6,640
|
6,690
|
||
2,120
|
2,230
|
2,520
|
2,760
|
2,850
|
||
310
|
340
|
380
|
440
|
440
|
||
3,890
|
4,100
|
4,260
|
4,260
|
4,650
|
||
320
|
350
|
400
|
440
|
490
|
||
43,390
|
46,310
|
49,000
|
48,380
|
49,720
|
||
25,630
|
27,480
|
27,320
|
29,050
|
|||
930
|
990
|
1,040
|
1,040
|
1,080
|
||
270
|
290
|
330
|
340
|
360
|
||
830
|
960
|
1,170
|
1,190
|
1,180
|
||
68,360
|
76,190
|
84,850
|
84,590
|
85,380
|
||
12,230
|
14,290
|
17,890
|
||||
790
|
860
|
940
|
1,000
|
1,050
|
||
7,960
|
8,250
|
6,690
|
6,220
|
6,460
|
||
4,950
|
5,560
|
6,240
|
6,560
|
6,990
|
||
720
|
940
|
1,090
|
1,180
|
1,300
|
||
1,400
|
1,650
|
2,130
|
2,250
|
2,940
|
||
2,920
|
3,340
|
4,010
|
4,240
|
4,710
|
||
1,310
|
1,510
|
1,770
|
1,860
|
2,050
|
||
8,340
|
9,800
|
11,870
|
12,190
|
12,420
|
||
18,650
|
19,920
|
21,520
|
21,830
|
21,860
|
||
4,870
|
6,430
|
8,290
|
8,320
|
7,840
|
||
5,820
|
7,590
|
9,630
|
9,290
|
9,910
|
||
310
|
360
|
440
|
490
|
540
|
||
2,410
|
2,570
|
2,930
|
2,840
|
2,930
|
||
43,530
|
46,570
|
50,670
|
||||
840
|
920
|
1,010
|
1,110
|
1,200
|
||
14,270
|
15,570
|
17,710
|
17,200
|
|||
810
|
870
|
980
|
1,040
|
1,050
|
||
3,800
|
4,450
|
5,520
|
5,930
|
5,820
|
||
10,740
|
11,860
|
10,680
|
9,340
|
9,490
|
||
250
|
280
|
320
|
340
|
340
|
||
31,800
|
34,980
|
36,050
|
36,880
|
40,920
|
||
12,470
|
14,260
|
16,590
|
16,120
|
16,220
|
||
19,580
|
21,510
|
24,210
|
23,780
|
23,860
|
||
960
|
1,020
|
1,050
|
960
|
1,030
|
||
5,480
|
5,770
|
5,860
|
5,730
|
6,100
|
||
27,470
|
29,390
|
31,810
|
32,030
|
31,650
|
||
1,350
|
1,540
|
1,780
|
1,990
|
2,290
|
||
9,380
|
9,800
|
11,210
|
9,770
|
9,980
|
||
5,360
|
5,390
|
5,430
|
5,130
|
4,970
|
||
4,440
|
4,930
|
5,140
|
5,120
|
4,850
|
||
760
|
930
|
1,140
|
1,230
|
1,270
|
||
3,740
|
4,450
|
5,310
|
5,920
|
|||
2,360
|
2,540
|
2,560
|
2,350
|
2,600
|
||
45,680
|
48,900
|
52,420
|
48,570
|
49,930
|
||
58,300
|
57,020
|
56,780
|
65,380
|
70,350
|
||
1,580
|
1,800
|
2,120
|
2,440
|
2,640
|
||
390
|
460
|
600
|
720
|
780
|
||
390
|
410
|
460
|
500
|
530
|
||
2,860
|
3,240
|
3,680
|
3,780
|
4,210
|
||
950
|
1,490
|
2,460
|
2,020
|
2,220
|
||
340
|
330
|
380
|
420
|
440
|
||
2,730
|
2,910
|
3,270
|
3,350
|
3,380
|
||
12,930
|
14,810
|
16,880
|
15,920
|
15,380
|
||
3,040
|
3,210
|
3,540
|
3,860
|
4,070
|
||
7,150
|
8,090
|
8,890
|
8,700
|
9,500
|
||
1,850
|
2,210
|
2,760
|
3,180
|
3,700
|
||
340
|
370
|
420
|
460
|
490
|
||
1,950
|
2,570
|
3,210
|
2,840
|
3,010
|
||
41,060
|
44,050
|
45,600
|
41,060
|
38,540
|
||
46,240
|
46,840
|
47,660
|
46,330
|
47,140
|
||
5,440
|
6,510
|
8,020
|
8,970
|
10,590
|
||
600
|
730
|
890
|
1,090
|
1,280
|
||
2,010
|
2,180
|
2,550
|
2,620
|
2,760
|
||
6,090
|
7,500
|
9,160
|
10,070
|
11,590
|
||
690
|
780
|
910
|
1,000
|
1,100
|
||
770
|
850
|
960
|
1,060
|
|||
620
|
750
|
970
|
990
|
1,070
|
||
410
|
400
|
320
|
370
|
460
|
Keterangan :
- GNI per kapita (dahulu GNP per
kapita) adalah pendapatan nasional bruto, dikonversi ke dolar AS dengan
menggunakan metode Atlas Bank Dunia , dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun.
- GNI adalah jumlah dari nilai
tambah oleh semua produsen di dalam negeri ditambah pajak produk
(dikurangi subsidi ).
- Negara Indonesia tercinta
masih berada dibawah US$ 5000…
Tahun 2012 Utang Indonesia di Luar Negeri Capai Rp 1.937
Triliun
Minggu, 05 Februari 2012 22:57 WIB
LENSAINDONESIA.COM: Direktur MPI
(Mitra Peduli Indonesia) mengungkapkan saatnya Indonesia mengoptimalkan
pengembangan potensi sumberdaya lokal untuk mengantisipasi dampak krisis global
yang saat in tengah melanda dunia Internasional, khususnya Eropa dan Amerika.
Bahkan, jika terlambat, maka bukan tak mungkin krisis juga akan mendera tanah
air.
Lebih lanjut Efri memaparkan, dengan jumlah hutang luar
negeri Indonesia yang mencapai Rp 1.937 triliun, sebagaimana dilansir Seknas
Fitra menggambarkan betapa rapuhnya pondasi keuangan negara.Menurut Seknas Fitra Uchok Sky Khadafi, hutang luar negeri Indonesia pada tahun 2010 atau era Presiden SBY sebesar Rp 1.677 triliun. Pada tahun anggaran 2011 utang luar negeri Indonesia sebesar Rp 1.803 triliun dan pada tahun 2012 utang luar negeri Indonesia mencapai Rp 1.937 triliun.
Selain tingginya hutang luar negeri, dia juga prihatin dengan makin gencarnya impor yang tidak mampu dihadapi pengusaha lokal. Karena, masih tingginya biaya produksi dan lemahnya daya saing.
“Untuk itu, pemerintah perlu mencermati efektifitas penggunaan anggaran baik APBN maupun APBD. Prinsip-prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabilitas perlu diimplementasikan. Sehingga, setiap rupiah yang dikeluarkan negara betul-betul bisa memberi kontribusi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk meningkatkan daya saing komoditi dalam negeri sehingga mampu bersaing dengan komoditi internasional,” pungkas alumni Universitas Andalas ini. Releace
PERANG
DUNIA II DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA
Tentu
kalian pernah mendengar kata Perang Dunia, bukan? Apakah yang kalian bayangkan
ketika mendengar kata tersebut? Apakah seluruh penduduk saling bertempur dalam
waktu yang bersamaan? Tentu sangat mengerikan, bukan? Yang dimaksud Perang
Dunia bukan karena seluruh penduduk dunia bertempur, tetapi pengaruh atau
akibat perang tersebut dirasakan oleh seluruh masyarakat di dunia, termasuk
Indonesia. Pada awal PD II, Jepang berhasil merebut daerah jajahan Sekutu
termasuk Indonesia. Akibatnya Indonesia dijajah oleh Jepang. Bagaimanakah
kehidupan rakyat Indonesia saat dijajah Jepang? Apakah kehidupan rakyat lebih
baik atau semakin menderita?
Pada akhir PD II Jepang mulai mengalami
kekalahan dan memberi janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Apa tujuan
Jepang tersebut? Bagaimana bangsa Indonesia menyikapinya? Agar lebih jelas
pelajarilah materi berikut.
A. Perang Dunia II
1. Lahirnya
Negara-negara Fasis
Situasi
Eropa menjelang PD II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang PD I. Suasana
diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara yang
kalah perang. Mereka dirugikan oleh perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh blok
Sekutu. Pada umumnya negara-negara yang terlibat perang mengalami kehancuran
ekonomi. Untuk itu mereka berusaha bangkit dengan cara yang diktator dan
mengembangkan paham ultranasionalisme. Dari paham ultranasionalisme tersebut
lahir negara-negara fasis. Negara-negara fasis yang muncul yaitu Jerman,
Italia, dan Jepang.
a. Fasisme di JermanDalam PD I Jerman mengalami kekalahan dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali. Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham yang melaksanakan prinsip bahwa
semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki kebebasan.
Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hittler untuk mewujudkan kejayaan Jerman.
1) Menolak isi Perjanjian Versailes.
2) Membangun angkatan perang yang kuat.
3) Mengobarkan semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
4) Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia (Poros Roberto).
5) Membentuk polisi rahasia yang disebut Gestapo.
Seiring dengan perkembangan yang
dialaminya, Jerman mulai berani melakukan politik ekspansi kembali. Jerman
melaksanakan politik Lebensraum (ruang untuk hidup) yaitu gagasan perluasan
wilayah melalui perang. Misalnya dengan menduduki Austria dan Cekoslovakia.
b . Fasisme di ItaliaKalian tentu masih ingat bukan mengapa Italia pindah ke blok Sekutu? Italia adalah salah satu negara pemenang dalam Perang Dunia I. Meskipun menang, Italian merasa kecewa sebab tuntutannya dalam Perjanjian Versailes tidak terpenuhi. Karena kekecewaannya tersebut, Italia mulai bangkit di bawah pimpinan Benito Mussolini . Italia berkembang menjadi negara fasis.
Berikut ini usaha-usaha Benito Mussolini untuk mengembangkan fasisme di Italia.
1) Mengobarkan semangat Italia Irredenta untuk mempersatukan seluruh bangsa Italia.
2) Memperkuat angkatan perang.
3) Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita.
4) Menduduki Ethiopia dan Albania.
c
. Fasisme di Jepang
Munculnya fasisme Jepang tidak dapat
dipisahkan dari Restorasi Meiji. Berkat Restorasi Meiji, Jepang berkembang
menjadi negara industri yang kuat. Majunya industri tersebut membawa Jepang
menjadi negara imperialis. Jepang menjadi negara fasis dan menganut Hakko I
Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri Tanaka, masa
pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo.
Untuk memperkuat kedudukannya sebagai negara fasis, Kaisar Hirohito melakukan
beberapa hal berikut.
1) Mengagungkan semangat bushido.
2) Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang anti militer.
3) Melakukan perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina.
4) Memodernisasi angkatan perang.
5) Mengenalkan ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin olehJepang.
1) Mengagungkan semangat bushido.
2) Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang anti militer.
3) Melakukan perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina.
4) Memodernisasi angkatan perang.
5) Mengenalkan ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin olehJepang.
Berkembangnya negara-negara
fasis seperti Italia, Jerman, dan Jepang membuat situasi politik di kawasan
Eropa semakin menghangat, dan diwarnai dengan ketegangan yang mendorong
terjadinya Perang Dunia II.
2. Latar Belakang
Perang Dunia II
Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II
dapat digolongkan menjadi sebab umum dan sebab khusus.a. Sebab Umum
Berikut ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II.
1) Pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan kebebasan bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan warga negara.
2) Persekutuan mencari kawan.
3) Semangat untuk membalas dendam (revanche idea) karena kekalahan dalam PD I.
4) Perlombaan senjata antarnegara.
5) Pertentangan antarnegara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan.
6) Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.
b . Sebab Khusus ( casus bally
bally)
Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
1) Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan
Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour
tanggal 7 Desember 1941.
2) Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman.
2) Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman.
Uni Soviet yang merasa
keamanannya terancam, segera menyerbu Polandia dari arah Timur. Pada tanggal 3
September 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Dalam perkembangannya
melibatkan banyak negara.
3. Jalannya Perang
Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia II juga
tidak jauh berbeda dengan Perang Dunia I. Perang Dunia II dapat dikatakan
merupakan ajang balas dendam bagi negara-negara yang kalah dalam PD I.
Negara-negara yang terlibat terbagi dalam blok Sentral dan blok Sekutu. Berikut
ini negara-negara yang terlibat dalam PD II.a. Blok Sentral yaitu Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, dan Finlandia.
b. Blok Sekutu yaitu Inggris, Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria, dan Polandia.
Secara umum PD II dibagi dalam 3 tahapan berikut.
a. Tahapan pertama, blok Sentral melakukan ofensif dengan taktik serangan kilat.
b. Tahapan kedua, merupakan titik balik. Blok Sentral bersifat defensif (bertahan) sedangkan blok Sekutu lebih banyak melakukan serangan.
c. Tahapan ketiga, blok Sekutu mulai mencapai kemenangan.
Untuk memahami jalannya Perang
Dunia II, simaklah penjelasan berikut. Lihat tabel 2.1.
Tabel
2.1 Pertempuran dalam Perang Dunia II
Pada
awalnya Amerika Serikat bersikap netral. Akan tetapi setelah terjadi peristiwa
Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, AS menyatakan perang kepada Jepang.
Sekutu membentuk komando gabungan yang dipimpin Jenderal Dwight Eisenhower.
Pada tanggal 6 Juni 1944 terjadi pertempuran antara Sekutu dan Jerman di
Normandia. Jerman dapat dipukul mundur. Sementara itu, wilayah Asia Pasifk
membentuk pertempuran sendiri. Jepang berhasil menguasai Filipina, Indonesia,
Malaysia, Singapura, dan Birma. Bahkan pada tanggal 27 Februari 1942 pertahanan
Sukutu di Jawa dapat direbut Jepang. Peta kekuatan mengalami perubahan setelah
terjadi pertempuran di Laut Karang. Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal
Douglas Mac Arthur dengan Laksamana Chester W. Nimit menyerbu Jepang sampai
Pulau Okinawa.
4. Akhir Perang
Pada bulan Mei 1942, suatu serangan
terhadap Australia terhenti dalam pertempuran di Laut Koral. Serangan serupa
terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942
pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan bulan
Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur. Pada bulan Februari 1944
pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di Kepulauan Marshall,
dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan
bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.
Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian di atas kapal USS
Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.
Blok Sentral pada khirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Berikut ini beberapa faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu.
a. Blok Sentral tidak ditunjang oleh sumber-sumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang.
b. Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu memperkuat blok tersebut.
c. Sekutu memiliki daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang.
d. Blok Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral.
Blok Sentral pada khirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Berikut ini beberapa faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu.
a. Blok Sentral tidak ditunjang oleh sumber-sumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang.
b. Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu memperkuat blok tersebut.
c. Sekutu memiliki daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang.
d. Blok Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral.
Berakhirnya Perang Dunia II juga
ditandai dengan penandatanganan berbagai macam perjanjian. Berikut ini beberapa
perjanjian yang mengakhiri PD II. Lihat tabel 2.2.
4. Dampak atau Akibat Perang Dunia II
Perang Dunia II memberikan
dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut ini dampak PD II dalam
bidang politik, ekonomi, sosial, dan kerohanian. Lihat tabel 2.3.
Tabel
2.3 Dampak Perang Dunia II
Tabel
2.3 Dampak Perang Dunia II
6. Pengaruh Perang Dunia II bagi Indonesia
Terjadinya
PD II secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan
pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan
Belanda, maka posisi Belanda Indonesia diambil alih oleh Jepang. Artinya
Indonesia mulai dijajah oleh Jepang. Masa pendudukan Jepang berjalan sekitar
3,5 tahun. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat
kekuatan militer. Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam
menghadapi Sekutu. Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam
mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14
Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan).
Jepang sudah menyerah berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia,
sementara Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan
bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.
B. Latar Belakang dan Proses Pendudukan Jepang (1942 -
1945)
Masa pendudukan Jepang merupakan
periode yang penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Pendudukan Jepang di
Indonesia ditujukan untuk mewujudkan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di
Pearl Harbour, Hawai. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Desember 1941.
Gerakan invasi militer Jepang cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Pada
bulan Januari-Februari 1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan
Timur), Balikpapan, Pontianak, dan Samarinda. Pada bulan Februari 1942 Jepang
berhasil menguasai Palembang. Untuk menghadapi Jepang, Sekutu membentuk Komando
gabungan. Komando itu bernama ABDACOM (American British Dutch Australian
Command). ABDACOM dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wavell dan berpusat di
Bandung. Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk
Banten, di Eretan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Timur). Pada tanggal 5
Maret 1942 kota Batavia jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret
1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang.
Upacara
penyerahan kekuasaan dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang,
Jawa Barat. Dalam upacara tersebut Sekutu diwakili oleh Gubernur Jenderal
Tjarda van Starkenborgh dan Jenderal Ter Poorten, sedang Jepang diwakili oleh
Jenderal Hitoshi Imamura. Dengan penyerahan itu secara otomatis Indonesia mulai
dijajah oleh Jepang.
Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia pada prinsipnya
diprioritaskan pada dua hal, yaitu:1. menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia, dan
2. memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
Politik imperialisme Jepang di
Indonesia berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Jepang
melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. Dengan berbagai cara, Jepang
menguras kekayaan alam dan tenaga rakyat melalui janji-janji maupun kekerasan.
C. Pemerintahan pada Zaman Pendudukan
Jepang
Masa pendudukan Jepang berbeda
dengan masa penjajahan Belanda. Pada penjajahan Belanda pemerintahan dipegang
oleh pemerintahan sipil. Sedangkan masa Jepang dipimpin oleh militer. Dalam
menjalankan pemerintahannya, Indonesia dibagi dalam tiga wilayah kekuasaan
militer.
1. Wilayah I, meliputi Pulau Jawa dan Madura diperintah
oleh Tentara keenambelas dengan pusatnya di Batavia (Jakarta).2. Wilayah II meliputi daerah Pulau Sumatra, diperintah oleh tentara keduapuluh lima dengan pusatnya di Bukittinggi.
3. Wilayah III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor, Maluku diperintah oleh Armada Selatan Kedua dan berkedudukan di Makassar (Ujungpandang).
1. Bidang Politik
Pada masa awal pendudukan, Jepang menyebarkan propaganda
yang menarik. Sikap Jepang pada awalnya menunjukkan kelunakan, misalnya:a. mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang,
b. melarang penggunaan bahasa Belanda,
c. mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan
d. mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Kebijakan Jepang yang lunak
ternyata tidak berjalan lama. Jenderal Imamura mengubah semua kebijakannya.
Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan.
Sebagai gantinya Jepang membentuk organisasi-organisasi baru. Tentunya untuk
kepentingan Jepang itu sendiri. Organisasi-organisasi yang didirikan Jepang
antara lain Gerakan Tiga A, Putera, dan Jawa Hokokai.
a. Gerakan Tiga AGerakan Tiga A dibentuk pada bulan Maret 1942 dan diketuai oleh Mr. Syamsuddin. Gerakan Tiga A terdiri dari Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Tujuan gerakan ini adalah untuk menghimpun potensi bangsa guna kemakmuran bersama. Ternyata Gerakan Tiga A tidak berumur lama karena dirasa kurang efektif oleh Jepang sehingga dibubarkan, sebagai gantinya dibentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
b . Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Pada tanggal 1 Maret 1943 Jepang membentuk Putera. Gerakan ini dipimpin oleh tokoh empat serangkai yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur.
Bagi
para pemimpin Indonesia, Putera bertujuan untuk membangun dan menghidupkan
segala apa yang dirobohkan oleh imperialis Belanda. Sedangkan bagi Jepang,
Putera bertujuan untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam
rangka membantu
usaha perangnya. Putera lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia daripada bagi Jepang. Putera lebih mengarahkan perhatian rakyat kepada kemerdekaan daripada kepada usaha perang pihak Jepang. Oleh karena itu kemudian Jepang membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
c . Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)usaha perangnya. Putera lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia daripada bagi Jepang. Putera lebih mengarahkan perhatian rakyat kepada kemerdekaan daripada kepada usaha perang pihak Jepang. Oleh karena itu kemudian Jepang membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
Pada bulan Maret 1944 pemerintah Jepang membentuk Jawa Hokokai. Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah sehingga pucuk kepemimpinan langsung dipegang oleh Gunseikan. Himpunan ini mempunyai tiga dasar yaitu mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti. Jawa Hokokai mempunyai tugas antara lain mengerahkan rakyat
untuk mengumpulkan padi, besi tua, pajak, dan menanam jarak sebagai bahan baku pelumas untuk Jepang. Pada tanggal 5 September 1943 membentuk Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan) atas anjuran Perdana Menteri Hideki Tojo. Ketua Cuo Sangi In dipegang oleh Ir. Soekarno. Tugas badan ini adalah mengajukan usul kepada pemerintah serta menjawab pertanyaan pemerintah mengenai tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah militer.
2. Bidang Ekonomi
Pada awal pendudukan Jepang,
ekonomi Indonesia mengalami kelumpuhan obyek-obyek vital seperti pertambangan
dan industri dibumihanguskan oleh Sekutu. Untuk menormalisasi keadaan, Jepang
banyak melakukan kegiatan produksi. Semua kegiatan ekonomi diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan perang. Misalnya dengan membangun pabrik senjata dan
mewajibkan rakyat menanam pohon jarak. Oleh karena itu Jepang menerapkan sistem
autarki. Sistem autarki adalah tiap-tiap daerah diharapkan dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri. Untuk membangun fasilitas perang, Jepang memerlukan
banyak tenaga kasar. Tenaga kasar yang digunakan untuk kerja paksa dinamakan
romusha. Kehidupan romusha sangat mengenaskan. Mereka hidup menderita, miskin,
kelaparan, dan tidak jarang terjadi kematian. Selain dengan romusha, Jepang
juga mengeksploitasi sumber daya alam terutama batu bara dan minyak bumi.
3. Bidang Sosial
Pada masa Jepang banyak rakyat
Indonesia yang dipaksa menjadi romusha. Mereka dipaksa bekerja keras tanpa
diberi upah dan makanan. Akibatnya banyak romusha yang meninggal dan terjangkit
wabah penyakit. Karena kemelaratan yang dialami para romusha tersebut, muncul
golongan baru yang disebut golongan kere atau gembel.
Jepang juga mengatur sistem stratifikasi sosial dalam
masyarakat. Stratifikasi sosial pada masa pendudukan Jepang terdiri dari:a. Golongan teratas yaitu golongan Jepang.
b. Golongan kedua yaitu golongan pribumi.
c. Golongan ketiga yaitu golongan Timur Asing.
4 . Bidang Militer
Dalam rangka memperkuat
kedudukan dalam Perang Pasifik, Jepang melakukan mobilisasi para pemuda untuk
dibina dalam latihan militer. Oleh karena itu Jepang membentuk
organisasiorganisasi semimiliter dan organisasi militer. Lihat tabel 2.4
Tabel
2.4 Organisasi-Organisasi Semimiliter dan Organisasi Militer Bentukan Jepang
5. Bidang Budaya
Pada masa pendudukan Jepang,
bahasa Indonesia diizinkan digunakan dalam komunikasi. Sebaliknya, bahasa
Belanda tidak boleh digunakan. Papan nama dalam toko, rumah makan, atau
perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa
Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar.
D. Strategi Pergerakan Masa Pendudukan
Jepang
Dalam menghadapi penjajahan
Jepang, para pejuang memiliki strategi yang tidak sama. Ada dua macam golongan
yaitu golongan kooperatif dan nonkooperatif. Golongan kooperatif bersedia kerja
sama dengan Jepang. Mereka duduk dalam organisasi bentukan Jepang. Sedang
golongan nonkooperatif adalah golongan yang tidak mau bekerja sama dengan
Jepang, mereka membentuk organisasi bawah tanah. Berikut ini kelompok bawah
tanah pada masa Jepang, lihat tabel 2.5
Tabel
2.5 Kelompok Bawah Tanah pada Masa Pendudukan Jepang
Perjuangan
yang bersifat kooperatif dilakukan oleh para pemimpin bangsa. Mereka bersedia
bekerja sama dengan Jepang. Perjuangan yang kooperatif dilakukan dengan
bergabung dalam organisasi-organisasi bentukan Jepang misalnya dalam Putera,
Jawa Hokokai, Gerakan Tiga A, dan Cuo Sangi In. Di samping itu juga duduk dalam
badan-badan pemerintahan Jepang.
E. Perlawanan terhadap Jepang
Pada masa pendudukan Jepang,
kehidupan rakyat sangat menderita. Hal ini disebabkan rakyat dipaksa menjadi
romusha dan dibebani kewajiban menyerahkan hasil panennya. Penderitaan yang
dialami rakyat menyebabkan munculnya rasa benci terhadap Jepang. Kebencian itu
diperparah dengan kewajiban untuk melakukan Seikerei ke arah Tokyo yang tidak
dapat diterima. Akibatnya terjadi perlawanan rakyat Indonesia terhadap
kekejaman tentara Jepang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.6 berikut.
Tabel
2.6 Perlawanan-Perlawanan yang Muncul terhadap Jepang
Perlawanan
rakyat yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa
kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari pemerintah Jepang.
Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan, dan kemudian dipertahankan oleh bangsa
Indonesia sendiri.
F. Berbagai Perubahan Akibat Pendudukan Jepang
Pendudukan Jepang telah
mengakibatkan berbagai perubahan pada masyarakat pedesaan Indonesia, khususnya
Jawa. kebijakan-kebijakan Jepang mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan
dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini beberapa perubahan yang
terjadi akibat pendudukan Jepang di Indonesia.
terjadi akibat pendudukan Jepang di Indonesia.
1 . Aspek Politik
Pemerintahan
Dalam bidang pemerintah terjadi
perubahan dari pemerintahan sipil ke pemerintahan militer, jabatan Gubernur
Jenderal diganti dengan Panglima Tentara Jepang. Untuk memperlancar proses
eksploitasi di pedesaan dan mengontrol rakyat, Jepang membentuk tonarigumi
(Rukun Tetangga). Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengawasan terhadap
penduduk.
Akibat dibentuknya tonarigumi,
peran dan fungsi lembaga politik tradisional memudar.
2. Aspek Sosial Ekonomi
Pada masa Jepang, juga
diberlakukan politik penyerahan padi secara paksa. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan pangan bagi para tentara. Akibat penyerahan padi itu antara
lain angka kematian meningkat, tingkat kesehatan masyarakat menurun, kelangkaan
bahan pangan, dan kesejahteraan sosial sangat buruk. Mobilitas sosial
masyarakat cukup tinggi. Golongan pemuda, pelajar, dan tokoh masyarakat
mengalami peningkatan status sosial. Hal ini disebabkan mereka bergabung dalam
organisasi bentukan Jepang. Selain itu juga duduk dalam pemerintahan.
3. Aspek Mentalitas
Masyarakat
Pulau
Jawa memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Melihat hal tersebut, Jepang
memanfaatkannya sebagai tenaga kerja. Masyarakat pedesaan dipaksa menjadi
romusha. Para romusha harus membuat pabrik senjata, benteng pertahanan, dan
jalan. Mereka
tidak hanya bekerja di Indonesia tetapi juga dikirim ke luar negeri. Para romusha sangat menderita dan tidak dapat upah dan makanan. Mereka masih menerima perlakuan yang kejam dari Jepang. Hal ini menimbulkan ketakutan pada masyarakat yang harus menyerahkan warganya untuk menjadi romusha.
tidak hanya bekerja di Indonesia tetapi juga dikirim ke luar negeri. Para romusha sangat menderita dan tidak dapat upah dan makanan. Mereka masih menerima perlakuan yang kejam dari Jepang. Hal ini menimbulkan ketakutan pada masyarakat yang harus menyerahkan warganya untuk menjadi romusha.
Classic Iron - Titanium - Titsanium Art
BalasHapusClassic Iron is remmington titanium a new classic from baoji titanium the titanium nipple bars Titsanium Art studio. titanium bolts The steel head design incorporates the tungsten titanium traditional elements of metal,